Indikator adalah acuan untuk mengetahui kenormalan dalam suatu sistem. Dengan indikator kita dapat mengetahui dimana kita berada, kemana kita bergerak, seberapa jauh pencapaian/kinerja atau seberapa jauh kita dari posisi acuan. Indikator merupakan ukuran, referensi atau indeks yang menjadi detektor dalam mengenali suatu hasil proses, yang pada gilirannya dapat memberikan petunjuk mengenai apa yang harus dibenahi.
Contoh indikator dapat ditemui dalam hasil pemeriksaan darah yang berisi angka penunjuk tentang jumlah trombosit, hematoktrit, dsb. Disertai dengan informasi dari pasien atau jika perlu dengan tambahan indikator lain, para Diagnoser dapat menegakkan diagnosa. Saat berjalan di kawasan pabrik, dan melihat kepulan asap yang hitam pekat, para engineer bisa menduga what happen there, atau saat mengendarai mobil, kita dapat mengetahui apakah kecepatan saat ini sesuai dengan Max. Speed, jika tidak maka prrriiiit...kena tilang.
Perjalanan Menuju Kota Tujuan
Pada tahun 1988, saya naik bis dari Jember ke Jakarta. Berangkat jam 4 sore dan tiba di Pulogadung pukul 10 pagi keesokan harinya. Perlu waktu 22 jam dengan biaya sekitar 100 ribu. Saat naik pesawat, dari Jakarta ke Medan diperlukan waktu sekitar 2 jam. Tarifnya pun tergantung pada airlines yang digunakan, jika diratakan sekitar 1,5 juta. Naik Ferry ke Tomok, Samosir perlu waktu 1 jam, dan dari sini ke kampung saya di Sideak merupakan perjalanan yang indah dengan viewnya Tao Toba na uli.
Dalam "perjalanan" ini sang Sopir mengantar penumpangnya sampai di tempat tujuan.
Apa yang ada dalam benak keluarga jika dalam 25 jam, belum tiba di Jakarta? Berbagai kontak telepon dilakukan untuk mengetahui kabar.
Apa yang ada dalam benak penumpang pesawat, saat melihat jam tangan dan ternyata sudah 2 jam 30 menit dan Anda belum landing? Dari balik mikropon sang Stewardess/Pilot menyampaikan bahwa ban pesawat tidak terbuka dan berupaya menenangkan penumpang. Penumpang tegang panik, serta merta berbagai doa dipanjatkan kepadaNya.
Indikator sederhana untuk sampai di tempat tujuan adalah Keselamatan. Disisi lain faktor Waktu dan Biaya menjadi interest factors saat pembicaraan memasuki area efektifitas dan efisiensi.
Perjalanan Menuju Penyelesaian Studi
Saat belajar ukuran keberhasilan siswa tercermin dalam Rapor atau KHS. IP yang diperoleh merupakan indikator kepuasan atas hasil studi mahasiswa. Mungkin saja seseorang dengan IP rendah -dapat berhasil dalam kehidupannya- jika dibandingkan IP yang diraihnya, namun IP 3 adalah tiket bagi para pencari kerja untuk lolos persyaratan administrasi pada semua jenis lowongan pekerjaan. Bagaimana dengan lama Studi? Ya beberapa organisasi memiliki kriteria seleksi yang lebih ketat.
Dalam "perjalanan" ini, sang Mahasiswa menjadi Manager bagi dirinya sendiri. Dengan resources yang ada padanya Ia mengorganisir dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan yang didambakan saat di kelas 3 SMA. Bagaimana jika setelah 5 tahun, sang Mahasiswa belum selesai studi? Para stakeholders akan bertanya-tanya.
Ayah: Mas, kapan lulus?
Mhs: Sebentar lagi Ayah, saya susah ketemu dosen pembimbing Skripsi. Kuliah sekarang susah, banyak yg harus dipelajari. Doakan Ayah supaya saya cepat lulus.
(Ferry: kalo alasan kayak gini...hehehe pembaca pasti dapat membuat interpretasi logis sendiri.)
Ayah: Mas, kapan lulus?
Mhs: Semester kemarin saya ngulang untuk mata kuliah Ekonometrika, ingin buat IP 3, dan semester depan saya ambil Skripsi. Lulusnya 9 bulan lagi setelah skripsi selesai. Doakan Ayah supaya saya cepat lulus.
(Ferry: yaa...cukup logis, rupanya sang Siswa ingin IP 3).
Indikator sederhana untuk lulus S1, yaitu Lama Studi dan IP. Biaya studi mungkin menjadi interest factors dalam studi penelitian kelulusan.
Perjalanan Menuju Kemenangan Pertandingan
Sekitar 2 minggu lalu saya menonton pertandingan Pro Liga Volly antara Samator dan BNI. Pertandingan yang seru dan menarik ditunjukkan oleh kedua tim. Saya turut tegang, mungkin juga para pihak yang secara emosional terikat dalam keluarga besar maupun fans, apalagi Organ Tim yang selama ini bekerja keras untuk masuk final.
Dengan skor sebagai indikatornya, Pelatih dan Manajer Tim mengubah strategi dan taktik bertanding, dan dengan catatan pada recording log pemain, mereka mengganti dan mengistirahatkan pemain, memberi semangat, mengarahkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan "to be a winner". BNI akhirnya tak terbendung oleh Samator sang juara bertahan.
Setelah kedua Tim kembali ke markas mereka, apa yang dilakukan? Yes, mengapresiasi perjuangan berat dan tentu Evaluasi untuk perbaikan berikutnya. Indikator keberhasilan adalah Win atau Loss. Bagi para Tim interest factors mungkin berupa Skor, kesalahan/ keberhasilan individu pemain, kekuatan lawan.
Perjalanan Pencapaian Visi
Dalam operasional sektor private maupun sektor publik terdapat indikator pencapaian/kinerja. Dari sisi manajemen Keuangan, Operasional, Pemasaran, SDM, dan Strategi (waah saya baru sadar nih sama dengan jumlahnya Pilihan Konsentrasi/Penjurusan saat kuliah) akan diukur dan kemudian dievaluasi. Caranya pun beragam dengan melibatkan Sejawat Satu Level, oleh atasan Satu Level di atas, oleh bawahan Satu Level di bawah, bahkan dengan Customer maupun Ownernya.
Indikatornya tertuang misalnya dalam KPI, KGI, Strategic Objectives, Standar Pelayanan Minimal. Misalnya dalam bidang kesehatan kita, mengetahui visi tentang "Indonesia Sehat 2010". Disana tertuang detail kriterianya. Dalam bidang ekonomi makro ada studi indikatornya dan bidang perbankan.
Ukuran keberhasilan Sopir adalah No Accident dan penumpang tiba di Terminal tujuan, bagi Pelatih adalah kemenangan, dan bagi Siswa adalah kelulusan. Indikator ini begitu jelas dan mudah diinderai.
Bagaimana dengan ukuran di sektor private dan publik? Beberapa diantaranya Growth, Profit,
Sustainability...silahkan baca Laporan dan Juknisnya.
Inti Indikator adalah measurable dan observable.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar