1. Mencari informasi pendahuluan termasuk peraturan perundangannya
2. Buat desain sistem dan blueprint awal
3. Benchmark utk melihat best practice
4. Adjustment dan bangun sistem
5. Testing, simulasi, dan review
6. Re-desain sistem termasuk metode yang kompetitif dan tentu tetap berasaskan Prinsip Pengadaan sesuai perundangan
7. dst... (maklum belum launch...entar di lengkapi)
Sementara pekerjaan fisik pembangunan Bidding Room sedang berlangsung dan kemarin 6 Maret kawan saya, Harry menelpon kalau sedang benah-benah ruangan...(hehehe sibuk ni yee..pak koordinator) sementara saya masih sibuk dengan Software-nya, dan bbrp hari lagi kami akan ber-"uji " tentang "logika-prinsip-peraturan-simplicity-best practice dalam auction"...lagi untuk kesekian kalinya... sebelum penayangan. Maklum Senin besok, dia flight untuk urusan tender juga, dan saya operasikan e-proc jam 14.00 WIB.
Dengan jadwal yang ketat, kami pun terus berlembur ria dan melek2-an, disamping tentunya harus tetap mensupport pelaksanaan e-procurement yang telah lebih dahulu berjalan.
Sementara pekerjaan yang menanti antara lain:
1. Setup & Konfigurasi Network
2. Pasang IP Camera
3. Buat Grafik
4. Integrasikan 1,2,3 dan distribusikan pada Dashboard
5. Buat Panduan Operasi
6. Sosialisasi kepada Pihak ketiga dan Internal User
7. Launching
Bagi saya, tugas ini sangat menyenangkan dan menantang.
Menyenangkan, karena saya senang logika dan algoritma, lagipula senang melakukan komparasi antara teori dan praktek (compliance) dan senang jika melihat "the building block" is run well.
Menantang, karena:
- Saya belum menemukan Peraturan perundangan yang secara eksplisit menyoroti Auction. Namun saya mereferensi pada UU 11/2008, PER-05/MBU/2008, Keppres 80/2003.
- Otak harus terus diasah dengan berbagai perspektif.
- Mencoba beberapa Tipe Auction yang kami nilai laik terbang.
Sebagai upaya peningkatan performa, saya berpikir bahwa "Bersama Kita Mampu" merealisasikannya tentu dengan eksekusi step by step. Dalam proses ini saya memetik 2 pelajaran:
1. Bahwa sistem akan acceptable jika dibangun dengan serius dan ada uji argumentasi dan kalayakan didalamnya...mirip simulasi.
2. Bentuk komunikasi "informal" (yang tidak kaku, yang tidak takut-takut) dan peran aktif dari para Team Member membuatnya terwujud dan berjalan...bahasa kerennya...Team Work that really works...untuk merealisasikan tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar